Fungsi Manajemen Laboratorium: Langkah dan Tujuannya! Update Dan Terbaru

Fungsi Manajemen Laboratorium: Langkah dan Tujuannya! – Manajemen laboratorium adalah kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan kegiatan di laboratorium, baik dengan orang lain maupun melalui orang lain dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam manajemen laboratorium terkandung dalam pengelolaan laboratorium sebagai lokasi praktik yang secara rinci terdiri dari alat dan bahan kimia, fasilitas infrastruktur laboratorium, dan proses implementasi praktis. Fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang wajar yang telah ditetapkan dan memiliki saling ketergantungan antara satu dengan yang lain.

Sejalan dengan perkembangan zaman, para ahli menyarankan berbagai fungsi manajemen. Fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, aktuasi, dan pengendalian disingkat poac.


Fungsi Manajemen Laboratorium

 Perencanaan adalah proses menentukan tujuan atau tujuan yang akan dicapai dan ditentukan metode dan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan ini seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan sebagai proses menganalisis situasi, menetapkan tujuan yang akan dicapai di masa depan dan menentukan langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Perencanaan laboratorium IPA mencakup perencanaan dan pemeliharaan alat dan bahan dan infrastruktur, kegiatan perencanaan yang akan dilaksanakan, serta rencana pengembangan laboratorium. Beberapa hal yang perlu direncanakan dalam manajemen laboratorium adalah:

  1. Administrasi alat dan bahan laboratorium. Tujuan dari administrasi alat dan bahan laboratorium ini adalah dengan mudah menentukan jenis alat atau bahan yang ada, jumlah masing-masing alat dan bahan, jumlah pembelian atau tambahan, dan jumlah yang rusak, hilang, atau dijalankan di luar. Untuk keperluan alat-alat alat laboratorium dan bahan yang diperlukan format perangkat administrasi atau buku yang mencakup buku inventaris, kartu stok, kartu permintaan, alat peminjam dan bahan, notebook harian, alat dan bahan yang rusak, dan format label (DepdikBUD, 1999: 27).
  2. Pengadaan alat dan bahan laboratorium untuk menyelesaikan atau mengganti bahan yang rusak, hilang, atau bekas. Sebelum pengadaan pengadaan alat dan bahan, perlu untuk memikirkan apa yang akan dilakukan percobaan, alat dan bahan apa yang akan dibeli, tidak ada dana atau anggaran, prosedur pembelian dan implementasi pembelian (Depdikbud, 1999: 28).
  3. Alat penyimpanan dan bahan kimia dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, yaitu alat dan bahan yang sering digunakan, alat dan bahan yang jarang digunakan, alat dan bahan berbahaya. Penyimpanan setiap alat dan bahan tergantung pada keadaan dan komposisi laboratorium dan fasilitas kamar. Alat dan bahan-bahan yang sering digunakan harus ditempatkan di lemari yang dapat dibuka dan diambil oleh siswa, sehingga efisien waktu dan energi. Tetapi jika pertimbangan keamanan dan mahasiswa disiplin diragukan, jumlahnya terbatas. Bahan kimia beracun, bahan peledak atau meledak dan mudah terbakar harus ditempatkan secara terpisah dari bahan lain dan berusaha ditempatkan di tempat yang tidak mudah dilihat oleh siswa.
  4. Prinsip-prinsip penyimpanan alat dan bahan laboratorium adalah alat dan bahan yang aman, mudah ditemukan dan diambil kapan saja diperlukan. Oleh karena itu sangat penting bagi  guru sebelum praktikum dipegang oleh bantuan, yaitu kegiatan pendahuluan mulai dari pengenalan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum, baik fungsi dan bagaimana menggunakannya, dengan praktikum yang akan dilakukan untuk Periode satu semester dengan penjelasan garis besar, serta cara berlatih yang baik, aturan praktikum, dan persiapan format laporan praktikum. Dengan demikian siswa mendapatkan ketentuan yang cukup untuk bekerja di laboratorium. Hal penting lainnya adalah menanam kesadaran siswa  bahwa laboratorium juga merupakan bagian dari sekolah yang membantu prestasi belajar mereka, sehingga mereka harus mengurus dan mempertahankan.

  • Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah sistem kerjasama dari kelompok orang tertentu, barang, atau unit laboratorium untuk mencapai tujuan. Mengatur laboratorium berarti menyusun sekelompok orang atau petugas dan sumber daya lainnya untuk melaksanakan rencana atau program untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara yang bermanfaat bagi laboratorium.

Pengorganisasian laboratorium meliputi pengaturan dan pemeliharaan alat dan bahan laboratorium, pengadaan alat dan bahan, dan menjaga disiplin dan keamanan kerja di laboratorium. Orang-orang yang terlibat langsung dalam organisasi laboratorium adalah kepala sekolah, wakil kepala urusan kurikulum, koordinator laboratorium, tanggung jawab teknis laboratorium, laboratorium, dan guru mata pelajaran sains (kimia, fisika, biologi).

Tugas kepala sekolah adalah untuk memberikan panduan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi kepada semua staf yang terlibat dalam pengelolaan laboratorium, memberikan kebutuhan operasional laboratorium. Dalam menjalankan tugas ini dibantu oleh wakil pokok urusan kurikulum yang juga bekerja dengan koordinator laboratorium dalam pelaksanaan kegiatan laboratorium.

Tugas koordinator laboratorium adalah untuk mengoordinasikan setiap guru subjek IPA semua hal yang berkaitan dengan implementasi kegiatan laboratorium dan mengusulkan ke laboratorium yang bertanggung jawab atas pengadaan peralatan dan bahan praktis.

Tanggung jawab teknis laboratorium bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi laboratorium, kelancaran kegiatan laboratorium, yang mengusulkan kepada kepala sekolah pengadaan alat dan bahan laboratorium, dan bertanggung jawab atas kebersihan, penyimpanan, perawatan, dan peningkatan peralatan laboratorium.


Implementasi adalah salah satu fungsi manajemen yang sangat penting, karena tanpa implementasi dari apa yang telah direncanakan dan diorganisir tidak akan pernah menjadi kenyataan. Kegiatan laboratorium IPA diartikan sebagai kegiatan yang terkait dengan observasi atau eksperimen yang mendukung kegiatan belajar mengajar IPA. Untuk melakukan kegiatan laboratorium IPA perlu berencana secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.

Langkah-langkah untuk mengimplementasikan kegiatan laboratorium sains adalah:

  1. Setiap guru sains pada awal tahun ajaran baru harus menyusun program tahunan sesuai dengan kegiatan laboratorium yang ditandatangani oleh kepala sekolah. Tujuan dari persiapan program ini adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan praktis satu tahun dan menyusun jadwal tanggung jawab teknis untuk tiga mata pelajaran (kimia, fisika, biologi) sehingga tidak ada tabrakan dalam penggunaan laboratorium. Selain itu berguna untuk keperluan pengawasan atau pengawasan untuk kepala sekolah.
  2. Masing-masing akan melakukan praktikum, setiap guru harus mengisi format permintaan dan alat pinjaman yang kemudian diserahkan ke Minimum Minggu Laboratorium sebelum implementasi, sehingga laboratorium dapat lebih awal dapat mempersiapkan dan memeriksa keberadaan atau tidak ada alat.
  3. Setelah kegiatan laboratorium, guru harus mengisi buku harian untuk mengetahui peristiwa selama kegiatan lab dan untuk tujuan pengawasan.
  4. Alat dan bahan yang telah digunakan segera dibersihkan dan disimpan lagi di tempat aslinya.

Pengawasan adalah evaluasi tindakan yang telah dibuat dan jika perlu menggunakan pengukuran koreksi sehingga tindakan tersebut sesuai dengan rencana tersebut. Proses pengawasan terdiri dari beberapa tindakan dasar, yaitu penentuan langkah-langkah sebagai perbandingan atau alat ukur untuk menjawab pertanyaan dari hasil implementasi, pengukuran tugas yang telah atau mereka yang sedang dikerjakan, baik secara verbal maupun langsung. Rapat dengan petugas, dan perbandingan antara implementasi kerja dengan pedoman yang telah ditetapkan untuk menentukan perbedaan yang terjadi dan dibutuhkan untuk perbaikan.

Ada beberapa prinsip dasar pengawasan yang harus diterapkan agar manajemen laboratorium baik, yaitu:

  1. Pengawasan membimbing dan membantu mengatasi kesulitan dan tidak mencari kesalahan. Kepala sekolah harus memusatkan perhatian pada upaya untuk mengatasi hambatan yang dihadapi oleh guru, bukan hanya mencari kesalahan. Kesalahan Guru harus diserahkan kepada kepala sekolah saja dan tidak di depan orang lain.
  2. Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung, artinya orang yang bersangkutan mampu mengatasi dirinya sendiri, sedangkan kepala sekolah hanya membantu. Penting untuk menumbuhkan kepercayaan yang pada akhirnya menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik.
  3. Refombang atau saran perlu segera diberikan, sehingga orang yang bersangkutan dapat dengan jelas memahami hubungan antara pengembalian dan saran dengan kondisi yang dihadapi. Dalam memberikan umpan balik harus dalam bentuk diskusi, menghasilkan diskusi tentang masalah yang terjadi bersama. Pengawasan dilakukan secara berkala atau berkala, artinya tidak menunggu sampai ada penghalang. Kehadiran kepala sekolah dapat menumbuhkan dukungan moral bagi guru yang sedang mengerjakan tugas. Pengawasan dilakukan di atmosfer kemitraan, sehingga guru dengan mudah dan tanpa rasa takut menyampaikan hambatan yang dihadapi (Depdikbud, 1999: 26).

Langkah-langkah Manajemen Laboratorium

Langkah-langkahnya termasuk fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, kontrol, dan peningkatan (P4).

Untuk manajemen laboratorium secara umum dapat mencakup aspek:

Ini adalah pemikiran sistematis, analitis, logis tentang semua kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, Daya, dan dana yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.


Ini adalah proses menetapkan alat atau materi di laboratorium untuk diatur dengan baik dan jika Anda membutuhkannya, kami dapat menemukannya dengan mudah.


  • Pengadministrasian Laboratorium

Adalah proses perekaman atau investasi fasilitas dan kegiatan laboratorium. Dengan administrasi yang tepat, semua fasilitas dan kegiatan laboratorium dapat menjadi ketapar.


  • Pengamanan, Perawatan, serta Pengawasan

Dalam manajemen laboratorium, dalam hal ini terkait dengan manajemen kualitas, kita harus merancang sehingga terjadinya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan, selain harus mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan di laboratorium.

Beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam manajemen adalah sumber daya manusia, saran dan infrastruktur dan penggunaan tenaga kerja.

Dalam penggunaan laboratorium, keduanya digunakan untuk praktikum atau penelitian harus menyerahkan jadwal saat ini, ini dimaksudkan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penggunaan laboratorium.

Selain itu, kami juga harus menggunakan peralatan laboratorium saat menggunakan laboratorium, seperti setelan, masker, dan sarung tangan (jika perlu) dan juga mengikuti semua prosedur untuk meminjam alat dan permintaan untuk bahan yang berlaku.


Tujuan Penggunaan Laboratorium untuk Siswa

Berikut ini adalah tujuan menggunakan laboratorium untuk studi untuk siswa atau siswa:

  • Menyeluruh dalam melaksanakan pengamatan dan dengan hati-hati dalam perekaman selama pengamatan.
  • Dapat menginterpretasikan hasil percobaan untuk mendapatkan penemuan dan dapat memecahkan masalah.
  • Mampu merencanakan dan melakukan eksperimen.
  • Terampil dalam menggunakan alat laboratorium.
  • Menumbuhkan sikap positif terhadap kegiatan praktis.

Demikian sedikit pembahasan mengenai Fungsi Manajemen Laboratorium: Langkah dan Tujuannya! semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami. Jika kalian merasa ulasan kami bermanfaat mohon untuk dishare 🙂

Baca juga artikel lainnya tentang:

Fungsi Quality Control: Tugas, Tujuan, Langkah dan Prinsip Update Dan Terbaru

Fungsi Quality Control: Tugas, Tujuan, Langkah dan Prinsip – Setiap perusahaan pasti ingin menghasilkan produk yang baik dan berkualitas, di sini peran seorang quality control sangat jelas terlihat. Kualitas baik maupun buruk produksi perusahaan tergantung dari jasa karyawan di bidang ini yaitu bidang Quality Control. berikut penjelasan lengkap tentang pengertian Quality Control.


Fungsi Quality Control

  • Melakukan sebuah pemantauan pada suatu proses produksi dari awal proses sampai menjadi barang.
  • Memberitahukan kepada para Supervisor Quality Control apabila ada ketidak sesuaian proses.
  • Meluluskan suatu produk jadi.
  • Melakukan dalam suatu pengambilan sample per tinggal (retain).
  • Membuat sebuah laporan pengamatan proses harian.
  • Melaksanakan berbagai tugas-tugas lainya yang di berikan oleh supervisor Quality Control.

Untuk dapat memastikan produk dalam jasa yang sudah di rancang dan di produksi sehingga telah memenuhi persyaratan dari pelanggan dan para produsen itu sendiri.


Tanggung Jawab Quality Control (QC)

  • Mendokumentasi inspeksi serta juga tes pada suatu produk perusahaan.
  • Menganalisis, memantau, lalu menguji serta meneliti seluruh produk.
  • Merekomendasikan terhadap suatu perusahaan agar melakukan pengolahan ulang pada setiap produk yang memiliki kualitas rendah.
  • Memonitoring suatu proses dalam pembuatan produk.
  • Melakukan sebuah verifikasi terhadap kualitas produk.
  • Memantau sebuah perkembangan seluruh produk yang diproduksi.
  • Memastikan setiap barang yang telah diproduksi telah memiliki kualitas yang telah memenuhi stsobatr yang ditetapkan suatu perusahaan.
  • Melakukan berbagai analisis serta mendokumentasikan sebuah produk yang dapat digunakan kembali sebagai referensi mendatang.

Tugas Quality Control (QC)

Tugas quality control secara spesifik ini sangat beragam, tergantung pada suatu industri di mana mereka bekerja, quality control memounyai kewenangan untuk dapat menerima atau menolak produk yang yang akan dipasarkan, tidak peduli pada suatu daerah industri dimana mereka bekerja tujuan utama mereka yaitu pada suatu pengendalian kualitas, menguji sebuah produk sesuai standar spesifikasi pabrik atau pada suatu perusahaan,, ketika mereka menemukan kekurangan pada suatu hasil produksi mereka berhak dan dapat mengirimkan sebuah produk yang kekurang kembali untuk dapat perbaikan.

Inti dari tugas mereka yaitu untuk menguji, memeriksa, meneliti serta menganalisi suatu kualitas produk sehingga produk yang dapat dihasilkan sesuai dengan standar perusahaan serta kelayakan untuk disebarkan di pasar.


Tujuan Quality Control

  • Memberikan sebuah kualitas produk serta aktifitas kerja.
  • Mengontrol biaya dan juga cost.
  • Ketepatan dalam penyampaian.
  • Menjamin suatu keselamatan.
  • Ramah lingkungan.
  • Memenuhi suatu keinginan pembeli terhadap suatu produk dan service.
  • Menghasilkan sebuah kualitas produk yang sangat baik dan ramah lingkungan.

Langkah – Langkah dalam Quality Control

  • Langkah yang harus dilakukan pertama kali dalam meneliti Quality Control yaitu harus benar-benar mengerti serta dapat memahami keadaan baik kelemahan maupun kelebihan yang ada dalam diri sendiri
  • Selanjutnya adalah mampu mengurangi berbagai kesalahan pada diri sendiri.
  • Setelah menemukan penyebab dari masalahnya, ambil dari penyebab nomor 1 dan 2, buang penyebab nomor 3, 4 dan seterusnya.
  • Jangan hanya melihat hasilnya saja tetapi check terlebih dahulu satu persatu prosesnya.
  • Check dan yakinkan sebuah fakta yang ada di lapangan, dengan produk dan data.
  • Lakukan sebuah pengamatan pada nilai rata-rata dari hasil data, karena bisa saja terjadi ketidakseimbangan pada suatu nilai rata-rata.
  • Jangan cuma melakukan sebuah penyelidikan, tetapi juga hasil dari penyelidikan tersebut di periksa satu persatu prosesnya.
  • Cara bekerja serta urutan dalam bekerja jangan hanya di sampaikan secara lisan tetapi sampaiakanlah dalam suatu bentuk tulisan.
  • Jika melihat sesuatu yang kurang, segera lakukan sebuah action, stop, mesin, hubungi maintenance, dan segera cari penyebanya dan lakukan tindakan perbaikan, jangan sampai sebuah kesalahan yang sama terulang kembali.

Prinsip Dasar Quality Control

  • Kualitas adalah untuk dapat memenuhi keinginan sesuai yang di harapkan oleh pelanggan, yaitu dengan memberikan barang serta service yang memuaskan.
  • Quality Control yaitu Top Managemen sampai dengan seluruh karyawan yang benar-benar merasakan serta menyadari bahwa Quality ini merupakan jiwa dari suatu perusahaan.
  • Langkah petama yang dapat dilakukan dalam meneliti Quality Control yaitu dengan menggunakan Plan-Do-Action.

Syarat Menjadi Quality Control (QC)

  • Pendidikan serta pengalaman Quality Control yaitu ijazah sekolah tinggi, diploma maupun Sarjana bidang yang sesuai dengan pekerjaan di atas.
  • Harus mempunyai suatu keterampilan komunikasi yang baik dalam lisan atau tertulis.
  • Harus baik dalam sebuah perhitungan aritmatika serta memiliki suatu bakat mekanik jika diperlukan.
  • Kemampuan untuk bisa menggunakan komputer serta utilitas juga harus dimiliki Quality Control.
  • Dengan sebuah program pelatihan serta sertifikasi yang ditawarkan oleh organisasi internasional dapat membantu untuk mendapatkan sebuah pekerjaan sebagai Quality Control.
  • Untuk dapat memiliki pengetahuan kerja departemen lain dari suatu perusahaan serta aturan dan peraturan yang dapat membantu untuk dapat mempertahankan stsobatr kualitas dengan cara yang lebih efektif.

Keahlian Yang Dibutuhkan Quality Control

Keahlian quality control harus didasari pada pemeriksaan visual dari suatu kualitas produk, dia juga harus mempunyai pendekatan profesional mengenai sebuah metode jaminan kualitas serta mampu menggunakan alat-alat canggih untuk suatu tujuan ini, quality control juga harus mempunyai sebuah keterampilan dokumentasi profesional untuk suatu proses jaminan kualitas.

Kualitas yang dapat diinginkan dalam setiap produk saat ini, oleh karena itu QC dibutuhkan dalam setiap bidang seperti konstruksi, pertanian, barang, konsumen, peralatan medis, serta baik teknis, transportasi serta berbagai layanan lainnya quality control juga harus bekerja dalam kordinasi dengan departemen lain seperti suatu produksi, manufaktur, pengepakan dan sebuah pemasok.


Perbedaan Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA)

  • Quality Assurance fokus pada suatu pencegahan kekurangan sedangkan Quality Control fokus pada identifikasi.
  • Di Quality Assurance kita mencari cara yang paling baik untuk menghindari kekurang sedangkan di Quality Control kita berusaha untuk dapat mendeteksi kekurangan serta kemudian mencari cara perbaikan untuk membuat kualitas produk menjadi lebih baik.
  • Quality Assurance (QA) yaitu sebuah proses pro-aktif sedangkan Quality Control (QC) yaitu suatu proses reaktif.
  • Quality Assurance adalah sebuah pendekatan yang berdasarkan proses sedangkan Quality Control adalah suatu pendekatan yang berdasarkan produk.
  • Quality Assurance memasukan pada proses menangani suatu masalah kualitas sedangkan Quality Control melakukan suatu verifikasi terhadap kualitas produk itu sendiri (pada produknya).
  • Kualitas Audit merupakan salah satu contoh dari suatu proses pada Quality Assurance sedangkan Inspeksi dan Pengujian terhadap sebuah produk merupakan contoh proses pada Quality Control.

Demikian sedikit pembahasan mengenai Fungsi Quality Control: Tugas, Tujuan, Langkah dan Prinsip semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami. Jika kalian merasa ulasan kami bermanfaat mohon untuk dishare 🙂

Baca juga artikel lainnya tentang: